Pandemi COVID-19 telah berdampak signifikan pada berbagai sektor, terutama masyarakat adat, petani, dan nelayan yang mengalami keterbatasan akses terhadap informasi dan fasilitas kesehatan. Meskipun angka kasus mulai menurun, tantangan masih ada, terutama dalam memastikan bahwa kelompok rentan ini mendapatkan vaksinasi yang tepat dan memahami pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Program PEMULIHAN C-19 hadir untuk memberikan edukasi dan komunikasi yang efektif guna mendukung transisi dari pandemi menuju endemi dengan pendekatan yang inovatif dan komprehensif, khususnya bagi kelompok masyarakat adat, petani, dan nelayan.
Program ini bertujuan untuk: 1) Meningkatkan kesadaran masyarakat adat, petani, dan nelayan mengenai pentingnya vaksinasi COVID-19 serta penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. 2) Mengurangi penyebaran hoaks dan informasi yang salah mengenai COVID-19 melalui strategi komunikasi risiko dan pemberdayaan komunitas. 3) Menyediakan sarana edukasi dan komunikasi yang inklusif untuk menjangkau kelompok rentan yang sulit diakses melalui media daring, terutama di daerah pedesaan.
Sasaran utama program ini adalah 10 juta masyarakat adat, petani, dan nelayan yang tersebar di 47 kabupaten/kota di Indonesia. Program ini juga menargetkan kelompok rentan yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan dan informasi, terutama di daerah terpencil.
Beberapa kegiatan utama yang dilakukan dalam program ini meliputi: 1) Sosialisasi Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE): Menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya vaksinasi COVID-19 dan PHBS melalui berbagai platform, baik daring maupun cetak, seperti selebaran, infografik, video animasi, dan iklan radio. 2) Pelatihan dan Webinar: Menyelenggarakan webinar dan diskusi publik secara daring untuk memperkuat pemahaman masyarakat adat, petani, dan nelayan mengenai pentingnya vaksinasi dan PHBS. 3) Penyebaran Infografis dan Video Animasi: Menyebarkan infografis dan video animasi tentang vaksinasi dan PHBS melalui media sosial, khususnya Facebook Page, serta menayangkan iklan dan talkshow di radio lokal yang diakses oleh masyarakat di daerah terpencil. 4) Kampanye Tatap Muka: Mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat adat, petani, dan nelayan di daerah sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bahasa dan simbol yang mudah dipahami. 5) Kolaborasi dengan Pemimpin Lokal: Melibatkan tokoh masyarakat adat dan pemimpin lokal dalam penyebaran informasi dan edukasi mengenai pentingnya vaksinasi dan penerapan PHBS.
Program ini dilaksanakan di 12 provinsi di Indonesia, mencakup 47 kabupaten/kota, yang merupakan wilayah dengan populasi besar masyarakat adat, petani, dan nelayan. Program ini berlangsung selama 8 bulan, dimulai pada Juli 2023 hingga Februari 2024.
Pelaksana utama program adalah INANTA (Inovasi Ketahanan Komunitas) dengan dukungan dari Filantropi Indonesia. Kedua lembaga ini bekerja sama dalam menyusun strategi komunikasi dan edukasi untuk kelompok rentan agar tetap waspada dan patuh terhadap protokol kesehatan, serta melanjutkan vaksinasi COVID-19.
Program ini telah mencapai beberapa hasil positif, di antaranya: 1) 10 juta masyarakat adat, petani, dan nelayan menerima edukasi dan informasi mengenai vaksinasi COVID-19 dan PHBS. 2) Peningkatan kesadaran dan pemahaman di kalangan masyarakat adat, petani, dan nelayan mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, serta manfaat vaksinasi dalam mencegah penyebaran COVID-19. 3) Penyebarluasan konten edukasi melalui media daring, cetak, dan kampanye tatap muka di 47 kabupaten/kota yang menjangkau masyarakat yang tidak memiliki akses internet.
Melalui program ini, diharapkan kelompok rentan seperti masyarakat adat, petani, dan nelayan dapat lebih tangguh dalam menghadapi transisi pandemi ke endemi, serta memiliki kesadaran yang lebih baik tentang pentingnya menjaga kesehatan di masa depan.