
FAJAR, MAKASSAR – Makassar menjadi satu kota yang rentan banjir. Hujan sebentar, udara tergenang. Bahkan ketika musim hujan tiba, beberapa daerah pasti terendam. Seperti Kelurahan Manggala, Katimbang, Paccerakkang, juga Tamangapa. Tidak main-main, udara bisa mencapai puluhan senti meter dan menggenang dalam beberapa hari.
Kondisi ini menjadi perhatian pihak Inovasi Ketahanan Komunitas (INANTA). Mereka kemudian membentuk Tim Siaga Bencana di empat kelurahan tersebut. Tujuaannya, meminimalisir dampak terhadap korban banjir. Oleh karena itu, tim pendamping yang bertugas di sana tidak hanya bekerja di masa banjir tiba saja. Tetapi sudah mempersiapkan banyak hal sebelum musim penghujan tiba.
Setelah tim terbentuk dan bekerja, kini mereka melakukan penguatan. Para pendamping KSB diberi pelatihan pertolongan pertama (First Aid Training) dalam menghadapi kondisi darurat. Ini menjadi bagian dari program percontohan CLEAR aksi antisipasi bencana banjir Kota Makassar.
Sehingga, peningkatan kapasitas bagi tim KSB layak dilakukan. Pada agenda ini, turut dihadiri pula pendamping lokal KSB perwakilan empat kelurahan lokus, masing-masing Kelurahan Katimbang, Paccerakkang, Manggala, dan Tamangapa, selama dua hari di Hitel Swiss-Belinn Makassar.
Project Manager INANTA-YCWS, Harun Tambing menyampaikan, pelatihan ini adalah bagian dari komitmen mereka untuk terus memperkuat ketahanan masyarakat. “Kami percaya, masyarakat yang memantau akan lebih tangguh dan segera pulih dari dampak bencana, khususnya banjir di Kota Makassar,” kata dia.
Dia juga mengatakan, hasil akhir dari pelatihan ini, para fasilitator pendamping KSB dapat menjadi garda terdepan dalam penanganan darurat di lingkungan masing-masing. ”Serta mampu mendesiminasi kapasitas First Aid Training tersebut, kepada komunitas di kelurahannya,” imbuhnya.
Fasilitator Trainer dari PMI Sulsel, Muhammad Azwar Arif menyampaikan, kemampuan dasar pertolongan pertama sangat penting dimiliki oleh anggota Tim Kampung Siaga Bencana (KSB). Sebab, langkah taktis dalam melakukan pertolongan harus dilakukan dengan sigap.
“Sering kali korban bencana tidak langsung mendapatkan akses medis. Di pentingnya keterampilan pertolongan pertama pada tingkat komunitas yang terpapar dampak bencana. Penanganan awal yang tepat bisa menyelamatkan nyawa,” ujarnya.
Fasilitator lainnya, Andi Syamsir pentingnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi kondisi darurat. “Kami ingin memastikan para peserta bukan hanya memahami teori, tetapi juga siap untuk bersimpati.Simulasi ini memberi mereka gambaran nyata bagaimana bertindak ketika berhadapan dengan korban di lapangan,” tuturnya.
Dalam agenda ini, para pendamping dibekali materi Pengantar Pertolongan Pertama, Penilaian Penderita, Bantuan Hidup Dasar, hingga Penanganan Korban Tenggelam.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin juga telah menyampaikan, persoalan banjir menjadi salah satu hal yang menjadi prioritas penanganan Pemkot. Sehingga, dukungan komunitas dan banyak pihak sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah musiman ini.
”Banjir ini menjadi salah satu hal yang kerap menimbulkan permasalahan. Tentu Pemkot tidak bisa berjalan sendiri, harus ada keterlibatan banyak pihak dalam menuntaskan banjir di Kota Makassar,” kata dia. (wid)