Simulasi Bencana Banjir Perkuat Kesiapsiagaan dan Ketahanan Warga Makassar

Nurlina Arsyad-Makassar. HARIAN FAJAR, MAKASSAR – Program CLEAR Yayasan INANTA bersama YCWS, dengan dukungan Pemerintah Australia melalui DFAT, sukses menyelenggarakan Simulasi Bencana Banjir pada 23–28 September di empat kelurahan rawan banjir, masing-masing Katimbang, Paccerakkang, Manggala, dan Tamangapa.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari BPBD Kota dan Dinas Sosial Kota Makassar. Turut hadir Camat dan Lurah dari Kecamatan Biringkanaya dan Manggala. Mereka menegaskan komitmen pemerintah setempat untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dalam penanggulangan bencana.

Simulasi dimulai dengan briefing kesiapsiagaan bagi warga dan Tim Kampung Siaga Bencana (KSB). Dengan jumlah peserta yang mengikuti simulasi sebanyak 300 orang dari 4 kelurahan yang mempelajari prosedur tanggap darurat, komunikasi bencana, serta langkah-langkah Aksi Antisipatif untuk meminimalkan risiko banjir. Dalam sesi ini juga dilakukan pengenalan dan uji coba Early Warning System (EWS, yaitu sistem peringatan dini berbasis komunitas, agar masyarakat dapat merespons ancaman bencana dengan lebih cepat dan tepat.

Selanjutnya, tim KSB dibagi menjadi beberapa kelompok yang bertugas di berbagai posko: informasi, logistik, kesehatan, koordinasi evakuasi, dan pengungsian. Tim evakuasi dilengkapi peralatan lengkap seperti pelampung, tandu untuk mengevakuasi warga “korban” menuju titik aman. Sementara itu, tim logistik dan kesehatan bertugas memastikan distribusi bantuan, penanganan medis awal, dan pencatatan kebutuhan darurat.

Selama simulasi, dilakukan juga aksi antisipatif seperti pemindahan barang berharga, dan penyelamatan kelompok rentan (anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas). Jalur komunikasi darurat diuji melalui koordinasi antara posko, warga, dan pihak kelurahan, memastikan EWS dapat bekerja efektif untuk memberi peringatan cepat.

Sebagai bagian dari penguatan ketahanan masyarakat, dilakukan pula pembagian Cash Voucher Assistance kepada Tim KSB serta penerima manfaat Livelihood. Bantuan ini dimaksudkan untuk mendukung keberlanjutan upaya pengurangan risiko bencana dan pemulihan ekonomi warga.

“Simulasi dan aksi antisipatif ini bukan hanya melatih koordinasi teknis, tetapi juga memperkuat solidaritas dan kesiapan komunitas. Dengan dukungan berbagai pihak, kami berharap warga lebih sigap menghadapi potensi banjir dan dampaknya dapat diminimalkan,” ujar Ahmad Syarif Sadi, saat menutup rangkaian kegiatan.

Dengan terselenggaranya simulasi ini, INANTA, YCWS, dan DFAT Australia bersama pemerintah Kota Makassar menegaskan pentingnya kemitraan multi-pihak untuk membangun ketahanan komunitas. Kehadiran para camat, lurah, BPBD, dan Dinas Sosial semakin memperkuat optimisme bahwa kesiapsiagaan bencana akan menjadi prioritas dalam melindungi kehidupan dan penghidupan masyarakat. (wid)

Share the Post: