Program Community-Led Early Action and Resilience (CLEAR)
Makassar, ibukota Sulawesi Selatan, merupakan wilayah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim dan bencana alam. Banjir, dan kekeringan adalah contoh bahaya yang sering mengancam masyarakat. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat terhadap ancaman ini, INANTA (Inovasi Ketahanan Komunitas) yang didukung oleh CWS meluncurkan program Community Led Early Action and Resilience (CLEAR).
Geografis Makassar yang memiliki tiga sungai utama dan berada di dataran rendah membuatnya rentan terhadap banjir. Curah hujan tinggi dan perubahan iklim mengakibatkan peningkatan risiko bencana seperti banjir, yang berdampak negatif pada mata pencaharian, kesehatan, dan infrastruktur.
Bencana ini memperburuk keadaan masyarakat miskin dan rentan, yang memiliki kapasitas terbatas dalam penanggulangan dan pengurangan risiko bencana. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat utamanya kelompok rentan terhadap ancaman ini, INANTA (Inovasi Ketahanan Komunitas) meluncurkan program Community Led Early Action and Resilience (CLEAR) didanai oleh Australian NGO Cooperation Program (ANCP) – DFAT Australia melalui CWS Indonesia, yang dirancang akan berjalan selama 36 bulan (Juli 2023 – Juni 2026). program CLEAR bertujuan untuk memperkuat ketahanan masyarakat melalui aksi dini dan adaptasi perubahan iklim berbasis masyarakat. Program ini berfokus pada tiga pilar utama yaitu :
- Meningkatkan Pengetahuan dan Kemampuan Masyarakat: Memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang kerentanan iklim dan bencana, serta membangun kapasitas mereka dalam pengambilan tindakan antisipatif.
- Mengurangi Dampak Bencana: Mengembangkan sistem peringatan dini dan rencana aksi tanggap bencana yang efektif, serta memperkuat sistem evakuasi dan kesiapsiagaan masyarakat.
- Meningkatkan Akses terhadap mata pencaharian alternatif: Mendukung diversifikasi mata pencaharian masyarakat dengan fokus pada kegiatan ekonomi yang tahan iklim dan berkelanjutan.
Lokasi program berada pada 4 kelurahan yaitu kelurahan Tamangapa, kelurahan Manggala di kecamatan Manggala dan Kelurahan Katimbang, kelurahan Pacerakkang di kecamatan Biringkanaya. Program ini melibatkan beragam kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, lansia, dan anak-anak. Pendekatan berbasis komunitas yang diterapkan dalam program ini tidak hanya memperkuat kapasitas masyarakat, tetapi juga membangun kerjasama dan sinergi antar pemangku kepentingan.
Implementasi Program CLEAR dibagi menjadi tiga fase:
- Fase 1: Meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat dalam mengelola risiko perubahan iklim.
- Fase 2: Memfasilitasi pengembangan rencana aksi antisipatif dengan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan.
- Fase 3: Melaksanakan inisiatif adaptasi perubahan iklim skala kecil dan mengembangkan mata pencaharian alternatif.
Pada fase 1 sudah dilaksanakan dengan capaian adalah :
- Pemetaan Kerentanan dan Analisa Kapasitas: Melakukan analisis kerentanan terhadap perubahan iklim dan bencana, mengidentifikasi wilayah dan kelompok yang paling rentan serta mengidentifikasi kapasitas yang ada di Masyarakat.
- Pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB): Memfasilitasi pembentukan dan pelatihan KSB di tingkat kelurahan, memperkuat kapasitas mereka dalam penanggulangan bencana.
- Sistem Peringatan Dini: Mengembangkan sistem peringatan dini berbasis masyarakat yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyampaikan informasi risiko bencana secara real-time. Menyelenggarakan pertemuan untuk mendukung sistem perkiraan cuaca dan pemantauan bahaya serta peringatan dini. Mendukung identifikasi Mekanisme pemicu bencana
- Rencana Pembiayaan Darurat: Melakukan lokakarya tentang sistem dana aksi dini dan pelatihan aksi antisipatif untuk mempersiapkan sumber daya keuangan dalam menghadapi bencana.
Program CLEAR telah menunjukkan dampak positif bagi masyarakat lokasi program. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang risiko perubahan iklim dan bencana meningkat, dan mereka lebih siap untuk menghadapi dan mengurangi dampak negatif dari kejadian tersebut. Sistem peringatan dini yang efektif membantu masyarakat untuk mengambil tindakan preventif dan menyelamatkan diri dari bahaya.
Meskipun demikian, program CLEAR juga menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan sumber daya, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat di beberapa wilayah, dan koordinasi antar pemangku kepentingan yang perlu diperkuat.
Untuk kegiatan fase kedua direncanakan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
- Mengembangkan kegiatan Tim KSB: Mengadakan pertemuan rutin Tim KSB (triwulan), Mengadakan lokakarya Penyusunan Rencana dan Kontinjensi Manajemen Risiko Bencana Kelurahan.
- Menetapkan mekanisme pemicu bencana, informasi risiko bahaya, sistem peringatan dini selesai : Pemetaan bahaya atau kajian informasi risiko bahaya, Mengembangkan/kajian sistem peringatan dini.
- Langkah/proses pembiayaan Darurat : Kajian kelayakan untuk dukungan pembiayaan tunai/ voucher/wessel untuk perorangan dan kelompok masyarakat. Proses akses dan pendaftaran untuk menghubungkan dana khusus. Penetapan pedoman dan prosedur aksi antisipatif di tingkat masyarakat termasuk aktivasi Aksi Antisipatif.
- Ketahanan iklim – Mata pencaharian alternatif direncanakan dan diterapkan : Pelatihan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dan rencana mata pencaharian. Pelatihan tentang aspek teknis rencana mata pencaharian yang dipilih. Membantu pelaksanaan adaptasi masyarakat yang inovatif – rencana mata pencaharian.