Di Balik Keterbatasan dan Pandemi COVID-19: Kisah Sukses Andi Marlina

Di tengah hiruk-pikuk Makassar, kota besar yang ramai di Indonesia, Anda mungkin akan menemukan Andi Marlina yang sedang tekun bekerja di tempat jahitnya yang penuh dengan kain berwarna-warni dan peralatan menjahit. Andi adalah seorang penjahit terampil, namun pencapaiannya menjadi lebih luar biasa karena harus melewati banyak rintangan dalam hidupnya.

Andi lahir dengan kondisi fisik yang membuatnya tidak bisa menggunakan kakinya. Ia dibesarkan di sebuah kota kecil yang masih memandang sebelah mata penyandang disabilitas. “Banyak orang mengatakan bahwa dengan disabilitas saya, saya tidak akan pernah bisa bekerja atau memiliki keluarga,” cerita Andi. Namun, Andi selalu percaya pada dirinya sendiri dan memiliki tekad yang kuat. Pada usia 15 tahun, ia memutuskan untuk pindah ke kota besar, Makassar, untuk mencari peluang dan pekerjaan.

Di Makassar, Andi bergabung dengan Balai Sosial Bina Daksa Wirajaya yang dikelola oleh Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan. Di sana, ia belajar menjahit selama tiga tahun bersama penyandang disabilitas lainnya. Setelah lulus, Andi membuka usaha jahitnya sendiri. Usahanya berkembang pesat dan menarik perhatian tokoh-tokoh penting seperti Walikota Makassar dan istri Gubernur Sulawesi Selatan.

Namun, pandemi COVID-19 membawa tantangan baru. Bisnis Andi terpukul keras ketika kota terpaksa ditutup. “Bahkan ada saat di mana saya tidak menerima pesanan selama sebulan penuh,” kenang Andi. Dalam masa sulit tersebut, Andi sangat bergantung pada dukungan keluarga dan tetangganya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Beruntung, Andi mendapatkan kesempatan dari program bantuan ekonomi untuk pemilik usaha rentan selama pandemi yang diinisiasi oleh tim INANTA yang didukung oleh CWS sebagai donor melalui program Respon Covid-19 Pulih Bersama di Kota Makassar. Dengan bantuan tunai yang diterimanya, Andi dapat membeli bahan dan peralatan yang dibutuhkannya untuk melanjutkan usahanya. “Saya sangat bersyukur atas bantuan ini. Saya langsung menggunakannya untuk membeli benang, kain, ritsleting, dan peralatan lainnya,” ujar Andi. Ia juga merasa senang melihat banyak teman-temannya yang juga penyandang disabilitas mendapat bantuan serupa.

Dedikasi Andi terhadap pekerjaannya membuktikan bahwa keraguan orang-orang terhadapnya tidak berdasar. Tidak hanya menjadi pengusaha sukses, Andi juga memiliki keluarga yang bahagia dengan suami dan ketiga anaknya. Seperti pakaian yang dijahitnya dengan penuh perhatian dan keindahan, Andi juga telah menenun kehidupan yang luar biasa untuk dirinya dan keluarganya.

 

Share the Post: