Bestari PUB dan Circular Genuises Pengelolaan Sampah Elektronik

Program Bestari PUB dan Circular Geniuses lahir sebagai respons terhadap meningkatnya limbah elektronik (e-waste) di Indonesia, khususnya di Kota Makassar. Pertumbuhan pesat perangkat elektronik memicu akumulasi sampah elektronik yang tidak terkendali, yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama para pemulung. Penelitian dari Save the Children menunjukkan bahwa sekitar 56.512 ton limbah elektronik diproduksi di Makassar setiap tahun. Hal ini memerlukan solusi pengelolaan yang lebih baik, terutama di tempat pembuangan akhir (TPA) Tamangapa, yang berfungsi sebagai pusat pengumpulan sampah elektronik.

Program ini dilaksanakan oleh Yayasan Inovasi Ketahanan Komunitas bekerja sama dengan Save the Children. Lembaga ini berperan dalam mengedukasi masyarakat mengenai dampak limbah elektronik dan pentingnya daur ulang. Beberapa mitra lain yang terlibat dalam program ini meliputi PT. CAR dan beberapa perusahaan rintisan yang fokus pada pengelolaan sampah elektronik.

Lokasi program Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa, Biring Romang, Bangkala Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.  Program dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2024, dengan berbagai fase kegiatan, termasuk sosialisasi, pelatihan keterampilan hijau, serta pengelolaan dan daur ulang limbah elektronik.

Program ini bertujuan untuk:b 1)Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak sampah elektronik terhadap kesehatan dan lingkungan. 2) Mengurangi kemiskinan melalui pelatihan keterampilan yang ramah lingkungan bagi anak-anak dan orang dewasa yang terlibat dalam sektor persampahan. 3) Mendukung pendidikan bagi anak-anak pemulung dengan mengembalikan mereka ke sekolah melalui program intervensi sosial dan pendidikan. 4) Meningkatkan sistem pengelolaan sampah elektronik lokal dengan pendekatan yang lebih aman dan sesuai standar kesehatan.

Kelompok sasaran dalam program ini adalah: 300 keluarga pemulung di sekitar TPA Tamangapa. 1000 anak dan remaja yang terlibat dalam pemilahan limbah elektronik.  Anak-anak yang putus sekolah dan bekerja sebagai pemulung di TPA.

Beberapa kegiatan utama yang dilakukan dalam program ini meliputi: 1) Pelatihan Green Skills: Memberikan pelatihan tentang keterampilan ramah lingkungan, seperti daur ulang limbah elektronik dan kewirausahaan kepada pemulung dan anak-anak. 2) Edukasi Bahaya E-Waste: Sosialisasi tentang bahaya limbah elektronik kepada masyarakat, anak-anak, dan pemulung. 3) Sarana Bermain dan Belajar: Membangun fasilitas bermain dan belajar bagi anak-anak di sekitar TPA, sehingga mereka tidak terdorong untuk terlibat dalam pekerjaan memulung. 4) Dukungan Pendidikan: Memberikan dukungan berupa peralatan sekolah dan bantuan tunai untuk keluarga yang memiliki anak-anak putus sekolah agar dapat kembali bersekolah. 5) Penempatan Drop Box: Menyediakan drop box limbah elektronik di berbagai lokasi publik, seperti sekolah, kantor, dan pusat perbelanjaan.

Program ini telah mencapai beberapa hasil signifikan, di antaranya: 1) 1000 orang menerima pengetahuan tentang bahaya limbah elektronik dan pengelolaannya. 2) 300 keluarga pemulung mendapatkan keterampilan kewirausahaan dan memulai daur ulang limbah elektronik. 3) Setidaknya 30 anak yang putus sekolah berhasil kembali bersekolah. Dan 4) Tersedianya fasilitas bermain dan belajar bagi anak-anak pemulung di sekitar TPA.

Program ini diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan dampak yang lebih luas, tidak hanya pada pengurangan limbah elektronik, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal di sekitar TPA Tamangapa.

Sumber Foto : https://makassar.antaranews.com/

Share the Post: