
HARIAN FAJAR, MAKASSAR — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar bersama INANTA menggelar Diskusi Publik Penyusunan Rencana Kontingensi (Renkon) Bencana Kekeringan di Kota Makassar 2025–2028.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Continent Panakkukang, Makassar, Rabu, 22 Oktober tersebut diikuti sejumlah OPD, terkait Sub Urusan Bencana, Lembaga Vertikal diantaranya BMKG, BBWS dan Basarnas, Camat, Yayasan Kalla, PMI, serta Potensi SAR.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Makassar, M Fadli Tahar menyebutkan, lokakarya rencana kontingensi 2025-2028 ini disusun oleh BPBD Kota Makassar. Ini terwujud atas kerjasama dengan Yayadan Inovasi Ketahanan Komunitas (INANTA).
”Dokumen ini penting, sebagai upaya kesiapsiagaan menghadapi ancaman kekeringan yang kerap terjadi. Khususnya ketika musim kemarau panjang tiba,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan tentang rencana kontingensi bencana kekeringan. Kata dia, hal ini bertujuan untuk memperkuat kesiapsiagaan dan koordinasi lintas sektor, dalam menghadapi potensi bencana kekeringan yang hampir setiap tahun melanda kota Makassar.
”Hingga saat ini, Kota Makassar dalam status Siaga Darurat kekeringan. Jika ada peningkatan eskalasi, maka status siaga darurat kekeringan Makassar akan dinaikkan menjadi tanggap darurat kekeringan,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, sejumlah narasumber juga memaparkan hasil lokakarya awal dan FGD yang telah dilakukan sebelumnya. Seperti Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Makassar Ahmad Ismunandar, Ahmad Syarif dari PMI Sulsel, Abdul Ghafur Dinas Damkarmat Makassar, Leonardy Sambo Praktisi kebencanaan dan difasilitasi Ikhsan Mahfud dari Inanta. (wid)

